Peneliti : Lahan Bergantian Tingkatkan produksi petani 10 persen

image 6 - Peneliti : Lahan Bergantian Tingkatkan produksi petani 10 persen

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengumumkan bahwa penerapan konsep pembasahan dan pengeringan lahan secara bergantian (alternate wetting and drying) memiliki potensi untuk meningkatkan produksi petani hingga 10 persen.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, Yudhistira Nugraha, dalam acara di Jakarta pada hari Jumat. Menurutnya, dengan menerapkan konsep ini, angka produksi dapat meningkat sebesar 5—10 persen.

Lebih lanjut, Nugraha menjelaskan bahwa konsep tersebut melibatkan pengelolaan lahan padi dengan tidak mengalirkan air secara terus menerus. Sebaliknya, lahan dikeringkan secara bergantian untuk memberikan kesempatan akar tanaman untuk bernafas.

Metode penerapannya melibatkan pemasangan pipa dengan ruang tertentu, memungkinkan pengaturan aliran air tergantung pada kebutuhan intensitas. Hasil penelitian BRIN menunjukkan bahwa selain meningkatkan produktivitas petani dan efisiensi penggunaan air, konsep ini juga menghasilkan lahan yang lebih ramah lingkungan. Nugraha berpendapat bahwa lahan yang mengadopsi konsep alternate wetting and drying menghasilkan emisi yang lebih rendah, menjadikannya pilihan yang lebih berkelanjutan.

Dalam konteks emisi, Nugraha menyatakan bahwa lahan padi yang terus-menerus dialiri air dapat menghasilkan 100-200 fluk emisi metana (CH4) per musim. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa penerapan konsep ini masih menghadapi kendala di Indonesia karena lahan pertanian belum terkonsolidasi dengan baik dan terlalu banyak terbagi-bagi. BRIN berencana untuk melakukan sosialisasi kepada para petani agar mereka dapat mengadopsi konsep ini di masa mendatang.

Selain meningkatkan efisiensi dan produktivitas, Nugraha juga menekankan potensi perdagangan karbon sebagai dampak positif dari penerapan konsep alternate wetting and drying. Para petani yang menerapkan konsep ini diharapkan dapat berkontribusi pada upaya pengurangan emisi karbon dan kemudian dapat mengajukan perdagangan karbon kepada pemerintah.

“Dengan adanya perdagangan karbon, ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi petani, dan kami berharap dapat mencapainya dengan dukungan pemerintah,” ucapnya.