Cerdas, Warga Cirebon Manfaatkan Lahan Kering Waduk Untuk Pertanian

waduk surut untuk pertanian - Cerdas, Warga Cirebon Manfaatkan Lahan Kering Waduk Untuk Pertanian

Di Desa Sinarancang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sejumlah penduduk dengan bijak memanfaatkan lahan kering di Waduk Setupatok yang mengering untuk meningkatkan penghasilan harian mereka melalui kegiatan bercocok tanam.

Salah satu petani yang turut serta dalam kegiatan ini adalah Sarja, seorang pria berusia 42 tahun yang menyatakan, “Saya menggarap lahan kosong ini dengan bertani, selain untuk mencari penghasilan tambahan.” Sarja menjelaskan bahwa kegiatan pertanian di lahan kering Setupatok telah menjadi tradisi turun-temurun, dan banyak warga setempat memanfaatkannya dengan menanam sejumlah komoditas pangan, terutama padi.

Ia menanam benih padi pada musim tanam ketiga dan kini memiliki dua petak lahan sawah yang siap untuk dipanen. “Lahan di sini surut saat musim kemarau, jadi kita bisa menanam sekitar bulan enam atau bulan tujuh sampai bulan 10,” ungkapnya.

Setiap kali Sarja menggarap lahan di area kering Waduk Setupatok, ia mampu memanen gabah kering hingga 10 karung. Hasil panen tersebut dapat dijual atau digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sarja menegaskan bahwa para petani tidak kesulitan mendapatkan air, karena lahan kering tersebut memiliki cadangan air yang cukup dalam tanah. Mereka umumnya membuat sumur bor sebagai sumber air untuk mengairi sawah. “Padi yang ditanam membutuhkan lebih dari tiga bulan atau sekitar 100 hari untuk bisa dipanen. Kegiatan ini tidak dilarang karena sudah menjadi bagian dari tradisi turun-temurun,” jelasnya.

Nuryaman, Koordinator Lapangan Waduk Setupatok, menyampaikan bahwa sekitar 98 persen lahan pertanian yang dialiri air dari danau itu berhasil panen pada musim kedua, meskipun saat ini waduk tersebut masuk dalam tahap pengeringan, sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Cirebon yang menetapkan periode 1-15 Oktober 2023 sebagai tahap pengeringan Waduk Setupatok.

Nuryaman menyebutkan bahwa masih tersisa sekitar 3,3 juta meter kubik air dari total maksimal 14 juta meter kubik, yang akan dijadikan sebagai cadangan untuk pengamanan tanggul. Ia juga menjelaskan bahwa fungsi utama Waduk Setupatok adalah menyuplai air ke lahan pertanian yang terletak di tiga kecamatan, yaitu Mundu, Astanajapura, dan Greged.

Setelah proses pengeringan selesai, tahap pengisian debit air di Waduk Setupatok dijadwalkan akan dimulai pada bulan November-Desember 2023 dan Januari 2024.