Petani Sambas Mulai Massif budidaya kopi Liberika

image 1 - Petani Sambas Mulai Massif budidaya kopi Liberika

Petani di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat(Kalbar) budi daya kopi Liberika secara masif guna menjadikan komoditas tersebut sebagai  potensi unggulan daerah sekaligus untuk peningkatan ekonomi masyarakat. 

“Saat ini kami telah melakukan pencanangan Gerakan Tanam Kopi Liberika di Desa Sendoyan. Gerakan tanam tersebut dilakukan secara masif dengan melibatkan kelompok tani (Poktan) yang didukung gabungan kelompok tani(Gapoktan) dan Pemerintah Desa  Sendoyan,” ujar Sekretaris Gapoktan Usaha Bersama yang juga pelopor Kopi Sendoyan, Dedy  di Sambas, Rabu.

Ia menjelaskan  secara histori, memang komoditas kopi di daerahnya mulai sekitar 1979 telah menjadi satu diantara sentra kopi di Kabupaten Sambas sebelum karet dan lada. Pernah menjadi sentra kopi menunjukkan daerah atau tanah Batu Layar cocok untuk komoditas tersebut. Kemudian dalam budidaya tidak terlalu sulit.

“Terpenting lagi sejak dulu budaya ngopi di Kabupaten Sambas bahkan Kalbar serta nusantara tidak terlepas dari kata kopi atau ngopi. Untuk itu peluang sekali untuk kembali menggencarkan budi daya kopi,” ucapnya.

Ia menambahkan, pada sisi lainnya pemenuhan kebutuhan lokal akan kopi di daerah masih minim dan harus membeli dari luar. Terpenting juga harga kopi kian baik dan itu menjadi peluang usaha tani yang menjanjikan dan menjadi alternatif dalam peningkatan kesejahteraan petani.

“Dengan potret yang ada, perlu gagasan besar dan gerakan nyata. Sehingga sudah selayaknya mengembalikan kejayaan kopi Sendoyan Batu Layar dan pemenuhan kebutuhan kopi lokal untuk kesejahteraan petani serta kemajuan daerah. Gerakan tanam adalah langkah konkret dan nyata. Setelah dikomunikasikan dengan para pihak termasuk petani disambut baik,” papar dia.

Guna memastikan kualitas kopi asal Batu Layar, katanya telah dilakukan uji coba dengan pakar kopi di Kalbar yakni pemilik 101 Coffee House, Restu. Dari hasil uji coba dalam hal mutu, rasa bisa bersaing dan diadu. Tinggal memaksimalkan pengelolaan pasca panen.

“Jadi kita bisa klaim bahwa tanah kita subur dan cocok untuk menghasilkan kopi bermutu. Sejauh ini juga di sisi hilir dalam hal pengelolaan produk berupa kopi bubuk kemasan juga telah hadir. Produk kami diberi merek Kopi Sendoyan,” ucap dia.

Sementara itu, penggiat dan pelaku usaha coffee shop di Kalbar, Restu mengatakan bahwa kopi jenis Leberika sudah menjadi bagian identitas kopi Kalbar. Jenis kopi tersebut dari sisi pasar sangat diminati karena rendah kafein dan sangat aman bagi lambung.

“Kopi Kalbar sudah identik dengan kopi Liberika. Di tempat kami sangat diminati dan pasar luar juga demikian. Saat ini kami terbatas pasokan akan bahan bakunya. Jadi memang di hulunya perlu budidaya. Ini kopi kita yang potensial dan cocok dikembangkan. Harga dan rasa juga sangat bersaing. Kabupaten Sambas menjadi daerah yang juga identik kopi liberika dan kami memasok dari sana,” papar dia.